Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Postingan Populer

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Breaking News:

latest

OPINI: Potensi Limbah Kulit Jagung di Desa Lunjen, Enrekang, Sulawesi Selatan

Salah satu kekayaan alam yang ada di desa lunjen dan menjadi sumber penghasilan masyarakat adalah tanaman jagung.  Jagung merupakan tanaman ...




Salah satu kekayaan alam yang ada di desa lunjen dan menjadi sumber penghasilan masyarakat adalah tanaman jagung. Jagung merupakan tanaman pangan sebagai penghasil karbohidrat yang terpenting selain gandum dan padi, Jagung merupakan salah satu kekayaan dan menjadi sumber penghasilan masyarakat didesa lunjen. Karena secara umum masyarakat berpegang dari hasi jagung ini, sehingga mau tidak mau limbah kulit jagung menumpuk disepanjang area kebun masyarakat tentunya kerap kali menjadi sumber masalah masyarakat karena pemanfaatanya yang tidak sesuai dan cara mengatasinya tidak tepat. Kulit jsgung merupakan hasil limbah dari jagung yang setiap saat terus bertambah. Oleh sebab itu masyarakat bingung dalam pemanfaatannya, memang dari dulu pemanfaatan kulit jagung ini sulap menjadi pembungkus cemilan khas Enrekang, namun kata masyarakat hasilnya tidak mampu menutupi limbah kulit jagung, karena jumlahnya yang terus meningkat sepanjang pemanenan. Oleh karena itu kerap kali masyarakat dalam mengatasinya  dengan membakar limbah kulit jagung, sehingga yang ditimbulkan justru meresahkan masyarakat. Pembakaran kulit jagung yang terus menerus tentu dapat menimbulakan polusi dan ditakutkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat didesa lunjen secara umum. Maka dari itu timbul sebuah ide bagaimana agar produksi dan konsumen jagung terus bertambah tapi limbah kulit jagung bisa teratasi dan tentunya bernilai ekonomis sekaligus menjadi bernilai estetika untuk masyarakat. Kalau dalam setahun masyarakat lunjen bisa panen jagung tiga kali dalam setahun tentu limbah kulit jagung ini semakin membukit dan kita pahami bahwa kulit jagung sangat lama terurai sehingga ditakutkan justru jagung yang bermanfaan bagi kehidupan masyarakat justru membrikan efek yang buruk terhadap masyarakat didesa lunjen.

Tanaman jagung dianggap sebagai sumber penghidupan masyarakat, masyarakat lunjen dalam setahun setidaknya melakukan panen 3 kali dalam setahun.maka dari itu kulit jagung yang dihasilkan akan semakin banyak juga, sehingga menimbulkan suatu persolaan yang dapat meresahkan masyarakat. jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang menghasilkan karbohidrat yang sangat penting selain gandum dan padi, sehingga masyarakat memanfaatkan kesuburan tanah untuk menanam jagung dan menjadi sumber penghasilan masyarakat lunjen yang utama selain padi dan bawang. Sehingga masyarakat berinisiatif memanfaatkan tanaman jagung sebagai penghasilan mereka  Kulit jagung merupakan salah satu limbah rumah tangga dan industri kecil yang jumlahnya berlimpah namun kurang optimal dalam pemanfaatannya. Produksi dan konsumen jagung di masyarakat lunjen memang sangat masif sehingga limbah kulit jagung setiap tahunnya bertambah, dan tentunya sangat meresahkan masyarakat. Sehingga membuat masyarakat bingung dalam pemanfaatannya, dan pada umumnya masyarakat dalam mengatasi limbah tersebut menggunakan cara dengan membakar, tentu kalau alternatif ini terus berlanjut akan menimbulakan sebuah masalah baru yang berdampak pada kesehatan dan estetika lingkungan jadi terganggu. Sehingga dibutuhkan penelitian untuk menciptakan eksperimen dan menjadi solusi terhadap limbah kulit jagung yang disulap menjadi kerajinan tangan dalam bentuk estetika yang berupa bunga hiasan sebagai pemanfaatan kulit jagung, dan cendramata masyarakat. Diharapkan kretivitas dan inovasi ini dapat bernilai ekonomis dan tentunya dapat mengatasi tuntas persoalan limbah kulit jagung di masyarakat lunjen dan tentunya mayarakat sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar menciptakan stabilitasi nilai estetika.

Penulis: Wahyu mahasiswa dari program studi Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Parepare melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Lunjen , Kabupaten Enrekang. 








 

Tidak ada komentar