Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Postingan Populer

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Breaking News:

latest

MENINGATKAN MINAT BACA DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PERPUSTAKAAN MABBACA KELURAHAN WATANG BACUKIKI KOTA PAREPARE

Penulis: Nita Rahmayanti A. Nurul Mutmainnah, M.Si Afidatul Asmar, M.Sos Pendahuluan      Pembangunan nasional Indonesia menjadikan masyarak...

Penulis:

Nita Rahmayanti

A. Nurul Mutmainnah, M.Si

Afidatul Asmar, M.Sos


Pendahuluan

    Pembangunan nasional Indonesia menjadikan masyarakat sebagai komponen penunjang dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pada hakikatnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar dan pedoman dalam pembangunan manusia seutuhnya untuk meningkatkan taraf hidup yang berkeadilan sosial, sesuai dengan tujuan, cita-cita dan kemerdekaan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV bahwa tujuan pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi yang dilaksanakan secara merata di seluruh tanah air dan diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai perbaikan tarag hidup yang berkeadilan sosial. Keberhasilan pembagunan berkelanjutan membutuhkan partisipasi dan peran aktif dari seluruh masyarakat Indonesia (Marthalina, 2018).

    Landasan utama sebuah negara adalah peran penting pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pembangunan masyarakat. Meskipun Masyarakat mempunyai peran yang kuat dalam pembangunan, pemerintah lebih mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan pembangunan salah satunya mengembangkan pendidikan dalam hal minat membaca masyarakat. Dalam bidang pendidikan, hal yang sangat krusial adalah menumbuhkan minat membaca di kalangan masyarakat. Karena minat baca merupakan salah satu tolak ukur pembangunan, maka hal ini sangat penting. Dengan kata lain, menumbuhkan minat membaca membantu seseorang menjadi lebih unggul karena memungkinkannya menguasai pengetahuan dan keterampilan baru untuk mencapai kesejahteraan. 

Rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia, masih terbilang rendah dibanding dengan negara lain. Ada beberapa penyebab dalam bidang aspek pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain, salah satunya yaitu kurangnya minat membaca. UNESCO menyatakan minat membaca Indonesia cukup rendah. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia dikatakan memiliki minat membaca yang sangat rendah. Namun hasil minat baca Perpusnas tahun 2020 berada pada kategori sedang. Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara dalam kategori membaca menurut PISA (Program for International School Associations) yang dirilis Unesco dan Perpustakaan Nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia kurang memiliki minat membaca berdasarkan informasi yang ada (Fahmy et al., 2021).

Dari semua negara ASEAN, Indonesia memiliki minat baca paling rendah, menurut survei UNESCO. Hanya satu dari seribu orang di Indonesia yang terus menunjukkan minat baca yang tinggi, menurut indeks membaca masyarakat Indonesia yang baru dirilis sebesar 0,001%. Ini sangat rendah dibandingkan dengan minat baca yang tinggi di negara lain, seperti Singapura, yang memiliki indeks membaca 0,45%. Selain itu, menurut studi yang dilakukan pada maret 2016 lalu oleh Universitas Negara Bagian Central Connecticut, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Setidaknya, masalah budaya membaca adalah masalah yang signifikan di Indonesia karena peran yang dimainkannya dalam memperteguh dan mengembangkan peradaban bangsa (Nasrullah & Tawakkal, 2021).

    Pemerintah menetapkan aturan untuk memastikan setiap orang di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar dan memperoleh informasi. Dengan pelatihan yang baik maka masyarakat dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial untuk pembangunan. Untuk menghindari ketinggalan zaman, masyarakat harus memiliki wawasan yang luas. Dalam hal ini, kita melihat perpustakaan sebagai sebagai media atau tempat di mana Masyarakat bisa mendapatkan informasi atau pengetahuan yang mereka butuhkan.

    Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan Masyarakat. Keberadaan perpustakaan desa/kelurahan merupakan hal yang perlu diwujudkan. Dalam keputusan Kemneterian Dalam Negeri Nomor 3 pada Tahun 2001 tentang perpustakaan desa/kelurahan dinyatakan sebagai perpustakaan desa/kelurahan adalah perpustakaan masyarakat sebagai sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan Pembangunan desa/kelurahan. Sedangkan yang tertuang ada dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Perpustakaan desa/kelurahan adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa/kelurahan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengembangan perpustakaan di wilayah desa/kelurahan serta memberikan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum tanpa membedakan antara umur, ras, agama, status sosial ekonomi dan jenis kelamin. Oleh karena itu, agar mendidik dan memberdayakan masyarakat, serta mendukung terselenggaranya pendidikan nasional, perlu dikembangkan sumber belajar bagi masyarakat berupa perpustakaan desa/kelurahan (Krismayani, 2020). 

    Unit pelayanan yang dibangun oleh dan untuk masyarakat bertujuan untuk memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal informasi, pengetahuan, pendidikan dan rekreasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat yang dilayani terdiri dari seluruh masyarakat yang tinggal disana, dari berbagai latar belakang. Mereka yang tinggal di sekitar kelurahan dan memiliki hubungan yang kuat dan berbeda. Dengan demikian, perpustakaan kelurahan berfungsi sebagai lembaga pengabdian kepada masyarakat yang menyediakan berbagai informasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mendukung program pendidikan sepanjang hayat, dan meningkatkan kehidupan.

Kajian Teori

Perpustakaan Kelurahan

    Perpustakaan kelurahan menjadi sarana untuk meningkatkan kegiatan pendidikan Masyarakat kelurahan yang merupakan bagian integral dari kegiatan Pembangunan kelurahan. Perpustakaan kelurahan merupakan salah satu jenis perpustakaan umum yang terletak di lingkungan sekitar kelurahan. Perpustakaan ini merupakan tumpuan layanan perpustakaan yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Perpustakaan kelurahan membantu masyarakat kelurahan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, masyarakat sekitar bertanggung jawab untuk memastikan pertumbuhan dan kemajuan mereka. Dalam Pasal 5, disebutkan bahwa semua orang yang menggunakan perpusatakaan kelurahan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan perpustakaan. Selain itu, masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mempertahankan koleksi perpustakaan (Amar Awalludin & Sri Ati, 2019).

    Menurut Pasal 1 Ayat 2 Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Perpustakaan Desa atau Kelurahan, bahwa perpustakaan desa atau kelurahan berfungsi sebagai sumber bahan bacaan dan pembelajaran bagi masyarakat, dengan bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat masyarakat serta menunjang sistem pendidikan nasional. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Perpustakaan Desa/Kelurahan juga memperkuat hal ini, seperti yang dinyatakan dalam Pasal 7 bahwa:

  1. Kepala desa/kelurahan atau tokoh Masyarakat yang ditetapkan oleh kepala desa/kepala kelurahan merupakan Pembina perpustakaan desa/kelurahan.
  2. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi pemerintah desa/kelurahan dalam membina perpustakaan desa/kelurahan.
  3. Pemerintah daerah dapat membina penyelenggaraan perpustakaan desa/kelurahan sesuai dengan ruang lingkup kewenangan (Januarius K. Kapuka & Suroso, 2022). 

    Perpustakaan mempunyai peran strategis bagi masyarakat desa/kelurahan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Pendirian perpustakaan desa/kelurahan merupakan sarana pelayanan kepada masyarakat sebagai penyedia sumber informasi yang cepat, akurat dan murah untuk mendukung program wajib belajar dan program pendidikan keterampilan masyarakat lainnya, serta membantu warga untuk mengembangkan kemampuannya sehingga mereka dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, sejauh mana kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. 

    Pemanfaatan koleksi perpustakaan untuk mendidik dan memberdayakan masyarakat dan mendukung terselenggaranya pendidikan nasional. Pemanfaatan ini dapat dilaksanakan dengan mengelola sumber daya perpustakaan. Sumber daya perpustakaan adalah seluruh unsur dan faktor dalam perpustakaan yang digunakan untuk menjalankan perpustakaan. Oleh karena itu, penyelenggaraan kegiatan perpustakaan adalah pengelolaan sumber daya perpustakaan sesuai fungsi pendidikan berkelanjutan.

Minat Baca

    Minat membaca merupakan suatu kecenderungan jiwa mendalam seseorang dengan perasaan gembira dan keinginan yang kuat untuk membaca tanpa ada paksaan. Minat membaca selalu dibarengi dengan keinginan dan usaha untuk membaca. Minat membaca memerlukan perhatian yang menyeluruh disertai perasaan senang terhadap kegiatan membaca. Minat membaca merupakan hal yang bisa dilakukan untuk mendukung pembangunan suatu negara (S. Anjani et al., 2019). 

    Minat membaca merupakan dorongan untuk memahami kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan. Suatu kecenderungan mental yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk membaca dan adanya keinginan yang kuat disertai dengan usaha seseorang untuk membaca. Rendahnya minat membaca akan mengakibatkan rendahnya tingkat pengetahuan dan wawasan, sedangkan seseorang yang mempunyai intensitas membaca tinggi akan mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas (Zuliana Agustina et al., 2023).

    Faktor pendorong yang dapat membangkitkan minat membaca kalangan minat dan minat lain untuk mendapatkan informasi baru buku-buku yang ada, jika ini menjadi kebiasaan maka kegiatan ini akan selalu terpelihara apabila tersedia bahan pustaka yang memadai baik jenis, kuantitas maupun kualitas. Faktor-faktor ini ternyata benar adanya tidak serta merta diberikan secara pribadi seperti kegiatan lainnya. Uniknya, upaya meningkatkan minat membaca harus dilakukan dengan cara bersama. Untuk meningkatkan minat membaca masyarakat, setidaknya ada empat unsur penting yang menjadi objek pengambilan gambar sebagai agenda hal besar yang perlu diperhatikan. Keempat unsur tersebut meliputi: 

1. Pemerintah, 

2. Perpustakaan, 

3. Pustakawan dan 

4. Masyarakat (Aliyatin Nafisah, 2014).

Faktor yang mempengaruhi minat membaca adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Pembawaan atau bakat

Faktor genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak adalah bakat atau bawaan seseorang. Jika kedua orang tuanya menyukai membaca buku, ada kemungkinan bahwa kecenderungan ini akan diteruskan ke anaknya. Anak-anak yang senang membaca menunjukkan kesadaran akan pentingnya membaca buku. Selain itu, bakat atau pembawaan seorang anak mempengaruhi rasa ketertarikan anak terhadap bacaan tertentu.

Gender

Perbedaan minat membaca juga dipengaruhi oleh perbedaan gender. Mungkin karena kodratnya, laki-laki dan perempuan mempunyai minat dan selera yang berbeda.

Keadaan Kesehatan

Minat membaca seseorang akan dipengaruhi oleh kondisi kesehatannya. Jika seseorang anak membaca dalam keadaan kurang sehat/sakit, maka semangat membaca akan terganggu bahkan minat membaca pun bisa hilang.

Keadaan Jiwa

Faktor psikologis seseorang juga mempunyai pengaruh terhadap minat bacanya. Jika seorang anak yang mempunyai minat membaca sedang dalam keadaan gelisah, sedih atau pikiran bingung, maka gairah membaca adalah akan berkurang atau mungkin hilang.

Kebiasaan

Anak-anak yang memiliki kebiasaan membaca tentu memiliki minat terhadap buku dan bacaan, atau sebaliknya, anak-anak yang memiliki kebiasaan membaca dan senang membaca akan meluangkan waktu lebih banyak untuk membaca setiap hari daripada anak-anak yang tidak suka membaca.

2. Faktor Eksternal

Buku atau bahan bacaan

Beragam jenis buku mempengaruhi minat baca. Seorang anak akan lebih tertarik untuk membaca sebuah buku, jika itu menarik, memenuhi kebutuhan mereka, dan bermanfaat bagi mereka.

Faktor lingkungan

Sekolah mempunyai peran yang besar menuju upaya untuk tumbuh dan menumbuhkan minat anak dalam membaca. Melalui bimbingan dan dorongan dari para pendidik (guru) siswa akan memiliki minat membaca. Misalnya siswa akan lebih tertarik membaca buku jika diberi tugas oleh gurunya untuk membaca buku. Atau jika suatu sekolah menerapkan peraturan terhadap siswanya yang wajib membaca buku setiap hari, maka siswa dari sekolah tersebut akan memiliki minat membaca yang lebih tinggi dari siswa sekolah lain. Kondisi perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi minat membaca anak-anak di perpustakaan sekolah (Asniar et al., 2020).

Pemberdayaan Masyarakat

    Konsep peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan disebut pemberdayaan masyarakat. Proses pemberdayaan dan pembangunan saling terkait karena untuk mencapai tujuan pembangunan, masyarakat harus diberdayakan sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Konsep yang paling sering digunakan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat adalah pemberdayaan, yang menekankan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada lapisan masyarakat yang kurang mampu untuk meningkatkan kemulyaan dan harga diri mereka sendiri (Bayu Adi Laksono, 2019). 

    Membuat masyarakat berdaya dalam kehidupannya adalah tujuan akhir dari upaya pemberdayaan. Jalur pendidikan adalah cara terbaik untuk mendorong keberdayaan. Pendidikan adalah bagian penting dari proses pemberdayaan masyarakat, dan salah satu faktor penting yang dapat digunakan sebagai ukuran keberdayaan masyarakat adalah pendidikan.  Adanya elemen pendidikan memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan keberdayaannya.

Metodologi

    Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yaitu untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai analisis suatu masalah yang akan diteliti. Jenis penelitian studi kasus bertujuan untuk mengembangkan metode pekerjaan yang paling efisien, artinya penelitian melakukan kajian mendalam terhadap suatu kasus. Penelitian ini memilih informan menggunakan teknik purposive sampling. Beberapa kriteria yang digunakan untuk memilih informan termasuk, antara lain, orang yang benar-benar memahami bagaimana mengelola perpustakaan mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki. 

    Penelitian ini menggunakan data kualitatif dalam bentuk kalimat dan uraian yang terdiri dari gejalagejala, kejadian, dan peristiwa yang kemudian dianalisis dan dideskripsikan. Data sumber primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Data primer berasal dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dan data sekunder berasal dari dokumentasi dan informasi tentang kegiatan perpustakaan mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki. Peneliti mengumpulkan data penelitian melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi (Salim & Syahrum, 2012).

Hasil dan Pembahasan

Sejarah Umum Perustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki

    Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki merupakan perpustakaan yang berada di kelurahan Watang Bacukiki Kecamatan Bacukiki Kota Parepare. Koleksi buku sebagian besar berasal dari Perpusnas Indonesia dan bantuan hibah. Jenis koleksi buku yang dimiliki perpustakaan mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki diantaranya bacaan anak, keterampilan, pengetahuan umum, ilmu parenting, bacaan remaja, psikologi, peternakan, agama, pengembangan diri dan pertanian/ perkebunan.

    Layanan Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watng Bacukiki memiliki beberapa keunggulan dalam menunjang minat baca masyarakat, diantaranya :

Bersifat gratis

    Bagi Masyarakat yang tidak mampu membeli buku bacaan, mereka dapat memanfaatkan layanan ini. Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki ini bersifat gratis, sehingga siapapun anggota Masyarakat bisa meminjam buku dan membacanya di perpustakaan mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki

Bersifat terbuka

    Ruang layanan anak-anak dapat diakses oleh siapa saja tanpa kecuali status sosial, ekonomi, agama, etnis, ras dan kelas. Masyarakat menengah ke bawah yang selama ini terpinggirkan dapat memanfaatkan ruang layanan anak ini untuk memberikan kesempatan kepada anak balitanya untuk bermain sambil belajar dan berekreasi di perpustakaan. Hal ini terjadi di Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki, dimana anak-anak yang memanfaatkan koleksinya tidak hanya terbatas pada anak usia dini saja, namun juga tingkat dewasa di perpustakaan mabbaca kecamatan Watang Bacukiki juga memanfaatkan koleksi tersebut untuk menambah pengetahuan.

Menumbuhkan semangat membaca sejak dini

    Dengan bermain di perpustakaan, anak-anak dikenalkan sejak dini bahwa perpustakaan dengan segala aktivitas di dalamnya merupakan tempat yang menyenangkan. Kedepannya, diharapkan anak-anak tidak menganggap membaca, menulis, dan berhitung sebagai pekerjaan yang membosankan namun menyenangkan.

    Perpustakaan Mabbaca kelurahan Watang Bacukiki dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan akses anak usia dini. Perpustakaan kelurahan tentunya dapat membuka layanan khusus yang ramah terhadap anak-anak dan menyediakan bahan bacaan yang sesuai untuk anak-anak usia dini. Layanan ini diberikan ruang khusus sehingga sangat relevan dengan visi dan misi perpustakaan, yaitu meningkatkan minat baca masyarakat, dan membuka layanan yang ramah terhadap anak-anak berarti merupakan upaya perpustakaan untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Visi dan Misi Perpustakaan Mabbaca

Visi

Terwujudnya budaya baca Masyarakat Kelurahan Watang Bacukiki.

Misi

  1. Menghadirkan rumah baca di masing-masing RW
  2. Meningkatkan minat baca masyarakat melalui edukasi literasi.
  3. Melibatkan pemerintah kota & pihak swasta dalam pengadaan sarana & prasana rumah baca.
  4. Menyediakan perpustakaan keliling dalam hal ini karampa baca, sebagai layanan perpustakaan secara merata kepada lapisan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki

    Melalui kegiatan yang mengarahkan masyarakat untuk mendapatkan daya dan kemampuan mereka, pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat. Di Kelurahan Watang Bacukiki, tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk membuat orang berbudaya baca. Aksi ini didorong oleh kenyataan bahwa minat baca di Indonesia rendah. Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki berusaha untuk mendorong kelompok yang dianggap tidak tertarik dengan bacaan dan kurang aktif dengan merencanakan kegiatan atau program yang dapat membantu mencapai visi dan misi mereka, yaitu menciptakan budaya baca. Dengan membangun budaya baca di masyarakat, pengembangan ilmu menjadi bagian penting dari pembangunan negara.
Perpustakaan Mabbaca Desa Watang Bacukiki fokus pada pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan minat membaca. Berkomitmen untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan ilmu pengetahuan dengan membaca, karena membaca merupakan jalan pemberdayaan seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya. Jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat ini menggabungkan ide pemberdayaan masyarakat dengan gagasan faktor pendorong peningkatan minat baca masyarakat. Dengan kata lain, semua kegiatan yang dilakukan menggunakan elemen yang berkaitan dengan peningkatan minat baca dalam upaya mendorong masyarakat untuk menjadi lebih suka membaca, Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki menyediakan layanan pemberdayaan Masyarakat berupa perpustakaan keliling atau karampa baca dan membuka rumah baca di salah satu RW di Keluarahan Watang Bacukiki.
Upaya pemberdayaan yang terarah dan sesuai kebutuhan masyarakat di Kelurahan Watang Bacukiki dengan didirikannya Perpustakaan Mabbaca di Kelurahan Watang Bacukiki dapat mewujudkan peningkatan minat baca Masyarakat. Arah pemberdayaan ini menunjang kesejahteraan masyarakat. Dari membaca koleksi buku-buku mereka mendapatkan penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pengunjung Perpustakaaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki, Bapak Baharuddim warga RW 05 berprofesi sebagai pembuat gantungan kunci. Setelah berkunjung ke perpustakaan dan membaca salah satu koleksi buku berjudul  Buku Pintar Wirausaha Craft yang berisi bagaimana cara dan kiat berwirausaha, setelah membaca buku tersebut Bapak Baharuddin dan teman-teman kini melakukan drop ke beberapa took souvenir di Parepare.

Kesimpulan
    Peningkatan minat baca dan pemberdayaan Masyarakat di Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watng Bacukiki mempunyai peranan krusial bagi Masyarakat di kelurahan tersebut. Tujuan didirikannya perpustakaan Mabbaca adalah untuk menunjang sarana dan prasana pelayanan kepada Masyarakat sebagai sumber penyedia buku bacaan dan informasi yang cepat, tepat dan murah serta perpustakaan yang ramah bagi anak usia dini. Pada dasarnya fungsi Perpustakaan Mabbaca Kelurahan Watang Bacukiki memberikan manfaat kepada Masyarakat berupa pemberdayaan dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan.


Tidak ada komentar