Sharing Session with Expert Prodi PMI tentang Kemiskinan, Disabilitas, dan Pembangunan Berkelanjutan Isu kemiskinan masih menjadi pembahas...
Sharing Session with Expert Prodi PMI tentang Kemiskinan, Disabilitas, dan Pembangunan Berkelanjutan
Isu kemiskinan masih menjadi pembahasan menarik di tengah
jumlah populasi penduduk Indonesia yang terus meningkat. Hal inilah yang
menjadi latar belakang diadakannya Sharing Session with Expert di sesi
ketigabelas perkuliahan Studi Kependudukan dan Pengembangan Wilayah pada hari
Rabu siang (29 Mei 2024). Kegiatan ini diinisiasi oleh dosen pengampu mata
kuliah Selvy Anggriani Syarif, M.Si. dengan mengundang dua orang pembicara
selaku praktisi yang telah lama bekerja di Kementerian Sosial RI.
Pak Topik Ismail sebagai pembicara pertama yang juga bekerja
di Sentra Wyata Guna Di Bandung (UPT Kementerian Sosial) menjelaskan interseksi
antara kemiskinan, disabilitas, dan pembangunan berkelanjutan. Dijelaskan lebih
lanjut bahwa kemiskinan merupakan ancaman terbesar bagi para disabilitas. Karena
adanya pengasingan sosial, diskriminasi, rendahnya akses ke layanan dasar,
serta rendahnya human capital yang dimiliki. Kondisi menyebabkan kaum
disabilitas rentan mengalami kemiskinan, sehingga berisiko kekurangan gizi,
tidak dapat mengakses sumber air bersih, dan berisiko terkena penyakit menular
hingga mengalami kekerasan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kemiskinan bagi kaum
disabilitas semua pihak harus mengambil peran, termasuk pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pemberi kerja, dan keluarga. Pemerintah pusat dalam hal ini
telah melakukan terobosan dengan hadirnya program ATENSI (Asistensi
Rehabilitasi Sosial).
Program ATENSi ini dijelaskan oleh Nur Fajria Yuliantini
(Widyaiswara pada Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
Kementerian Sosial) merupakan program pemerintah yang ditujukan bagi penyandang
disabilitas, keluarga Tunggal dan miskin yang memiliki NIK dan Nomor Kartu
Keluarga serta terdaftar dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Bantuan
yang diberikan kepada penyandang disabilitas berupa bantuan permakanan dengan
gizi lengkap yang disediakan oleh kelompok masyarakat, lembaga kesejahteraan sosial,
dan kelompok kemasyarakatan lainnya. Data terakhir per 28 Mei 2024 sudah ada
3.626.110 total penyaluran bantuan permakanan yang dilakukan berdasarkan data
dari PUSDATINKESOS 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program studi Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Parepare dan mahasiswa program studi Sosiologi Agama yang tergabung dalam kelas MBKM Merpati secara daring. Diharapkan dari kegiatan ini mahasiswa lebih memiliki pengetahuan terkait isu kemasyarakatan terkini, sehingga ke depan dapat menjadi pemberdaya yang lebih berempati dan bersimpati bagi kehidupan sekitarnya
Tidak ada komentar